Biodata Lengkap Pahlawan dr. Wahidin Sudiro Husodo

Advertisement
Advertisement


Tempat/Tgl. Lahir : Yogyakarta, 7 Januari 1852
Tempat/Tgl. Wafat : Yogyakarta, 26 Mei 1917
SK Presiden : Keppres No. 088/TK/1973, Tgl. 6 November 1973
Gelar : Pahlawan Nasional
Wahidin Sudiro Husodo lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Dokter lulusan STOVIA, sekolah dokter untuk penduduk pribumi di Jakarta, ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Sehingga tak heran bila ia mengetahui banyak penderitaan rakyat. Wahidin Sudiro Husodo juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda. Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan adalah rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah. Sebagai dokter, ia pun sering mengobati rakyat tanpa
memungut bayaran.
Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter yang terkenal pula pandai menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Wahidin Sudiro Husodo mengajak para tokoh untuk mendirikan “dana pelajar” Dana tersebut direncanakan untuk memberi beasiswa generasi muda yang cerdas, tetapi tidak mampu. Namun, ajakannya kurang mendapat sambutan.
Saat di Jakarta, Wahidin Sudiro Husodo mengunjungi para pelajar STOVIA. Ia menganjurkan agar para pelajar STOVIA mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Gagasan beliau mendapat sambutan baik. Mereka juga sependapat dan menyadari rakyat Indonesia sangat menderita. Pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dan kawan-kawannya mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Lnilah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Karena itu, tanggal lahir Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kendati tidak termasuk pendiri Budi Utomo, Wahidin Sudiro Husodo selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional tersebut karena sesungguhnya dialah penggagas berdirinya Budi Utomo.Beliau wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di Desa Mlati, Yogyakarta.
Dr. Wahidin Sudiro Husodo juga menerbitkan majalah Retna Doemilah (1904) yang artinya “penerangan”, dimaksudkan untuk menyampaikan kepada rakyat bagaimana pentingnya arti pengajaran. Wahidin Sudiro Husodo menerbitkan majalah Guru Desa yang menerangkan bagaimana pentingnya kesehatan sebagai lawan terhadap kepercayaan kepada dukun dan tahayul di waktu itu.

Advertisement